Kata-kata Terakhir Brigadir J Sebelum Dibunuh Terungkap, Bripka RR Beber Gelagat Mencurigakan Om Kuat - INFO AKURAT

Kata-kata Terakhir Brigadir J Sebelum Dibunuh Terungkap, Bripka RR Beber Gelagat Mencurigakan Om Kuat

  




Kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo masih jadi misteri.

Yah, ajudan dari Ferdy Sambo ini harus menghadapi kematian setelah dieksekusi atas perintah atasannya sendiri.

Isu pelecehan seksual dikabarkan menjadi salah satu alasan kenapa Ferdy Sambo tega menghabisi anak buahnya sendiri.

Ferdy Sambo yang murka karena diberitahu sang istri bila dilecehkan oleh Brigadir J lalu merencang pembunuhan bagi Brigadir J.

Sudah ada lima tersangka dalam kasus Brigadir J.

Mulai dari Ferdy SamboBripka RR, Bharada E, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat, dan Putri Candrawathi.

Belakangan ini diketahui kata-kata terakhir Brigadir J sebelum akhirnya menghadapi kematian.Kata terakhir Brigadir J ini diungkapkan oleh salah satu tersangka dalam kasus Brigadir J yakni Bripka RR.

Seperti yang diketahui, Brigadir J dan Bripka RR sempat berbincang saat terjadi ketegangan di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang.

Kedua ajudan Ferdy Sambo tersebut bercakap terkait peristiwa di rumah Magelang.

Perbincangan tersebut diakui Bripka RR kepada kuasa hukumnya, Erman Umar.

Disisi lain, Bripka RR mengaku tidak mencium indikasi atau mencurigai adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual terhadap istri Ferdy SamboPutri Candrawathi.

Sebab peristiwa di Magelang yang diketahui dan dilihat langsung Bripka RR adalah adanya ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, sopir keluarga Ferdy Sambo.

Selain itu, ia juga melihat Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo menangis di lantai dua rumah.Sementara Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, menurut Bripka RR, berbaring di kamarnya.

Bahkan menurut Bripka RRPutri Candrawathi mencari Brigadir J kala itu.

Hal itu dikatakan Bripka RR itu kepada kuasa hukumnya Erman Umar.

Menurutnya yang memang menjadi misteri dalam peristiwa itu, adalah kenapa Susi menangis dan apa penyebabnya.

"Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya, padahal Ibu Putri Candrawathi tidak menangis dan berbaring di kamarnya," ujarnya.

"Semuanya diam, soal Susi menangis ini, dan Bripka RR tidak tahu penyebab Susi menangis," katanya.

Erman mengatakan sebenarnya tugas Bripka RR sebagai ajudan khusus, utamanya menjaga dua anak Ferdy Sambo di Magelang yang bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang.

"Dimana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta," kata Erman.

Karenanya kata dia saat sehari sebelum pulang ke Jakarta, yakni tanggal 7 Juli 2022, dimana ada kejadian di MagelangBripka RR sedang mengurus dua anak Ferdy Sambo di Taruna Nusantara bersama Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Saat di Taruna Nusantara, kata Erman, Bripka RR diminta pulang oleh Putri Candrawathi.

"Dia dipanggil sama ibu Putri Candrawathi, disuruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard," kata Erman.

Pada saat kembali ke rumah kata Erman, menurut Bripka RR di lantai 1 rumah, kosong.

"Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Om Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat? Pak Kuat jawab, 'Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengar saya. Itu jawaban Kuat," katanya,

"Saat itu kata Bripka RR, kondisi Susi menangis," ujar Erman.

Bripka RR menceritakan bahwa Brigadir J naik ke lantai dua dan mencoba melihat keadaan Putri Candrawathi yang diduga sakit.

"Tapi dihalangi oleh Om Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Brigadir J turun lagi ke bawah," katanya.

Kemudian kata Erman, Kuat mempersilahkan Bripka RR melihat kondisi Putri Candrawathi yang berbaring didalam kamar di lantai dua tersebut.

"Dia buka pintu kamar ibu, dan tanya. 'Ada apa Bu?'. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya. 'Joshua dimana?'," kata Erman.

Menurutnya setelah itu Bripka RR hendak turun ke lantai 1 untuk menemui Brigadir J.

Namun kata Erman, karena ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, Bripka RR berinisiatif menyembunyikan senjata api milik Brigadir J.

Tujuan Bripka RR melakukan itu, kata Erman, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan jika terjadi pertengkaran kembali antara Brigadir J dengan Om Kuat.

"Kemudian Bripka RR turun ke bawah. Dia Brigadir J. Karena perintah ibu Putri Candrawathi kan, tanya Joshua dimana?," kata Erman.Bripka RR lalu bertemu Brigadir J dan menanyakan ada masalah apa dengan Om Kuat.

"Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua," kata Erman.

Kemudian kata Erman, Bripka RR memberitahu Brigadir J, bahwa dirinya dicari dan dipanggil oleh Putri Candrawathi.

Kemudian Bripka RR dan Brigadir J ke lantai atas.

Bripka RR, kata Erman menunggu di pintu dan agak berjarak.

Tak lama kata dia kemudian Brigadir J keluar kamar, dan bersama Bripka RR kembali turun ke lantai 1.

"Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Brigadir J, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Om Kuat," ujar Erman.

"Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu," katanya.

Dari keterangan Bripka RR, kata Erman, kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual kepada Putri Candrawathi yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

"Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu," kata Erman.

Setelah itu kata dia, keesokan harinya mereka diajak Putri Candrawathi kembali ke Magelang.

Ferdy Sambo Dihianati

Belum lama ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan aksi pelukan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Namun, aksi pelukan antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ternyata hanya akting belaka.

Salah satu tersangka dalam kasus Brigadir J sekaligus ajudan Ferdy Sambo yakni Bripka RR membongkar fakta sebenarnya terkait pelukan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Sudah bukan rahasia jika Bripka RR kini menjadi salah satu penghianat bagi sang jenderal.

Ajudan paling senior dalam rumah Ferdy Sambo ini akhirnya mulai jujur terkait fakta saat rekonstruksi Brigadir J.

Ferdy Sambo
Ferdy Sambo

Kini secara terang-terangan Bripka RR berbalik arah guna 'menyerang' Ferdy Sambo.

Bripka RR pun bercerita perihal momen rekonstruksi kasus kematian Brigadir J yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Tak terendus publik sebelumnya, ternyata ada dua hal menarik di rekonstruksi antara Ferdy Sambo dan Bripka RR.

Hal pertama adalah soal adegan mesra Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo saat memeragakan momen pada hari Brigadir J dibunuh.

Bertempat di rumah pribadinya di Saguling III, Putri Candrawathi tampak memeluk Ferdy Sambo.

Momen itu terjadi saat Putri Candrawathi menghampiri Ferdy Sambo di lantai tiga rumah mereka.

Usai memeluk Ferdy SamboPutri Candrawathi langsung menunduk didepan penyidik kepolisian.

Tak berselang lama, Ferdy Sambo pun langsung memegang handytalky guna beradegan sedang memanggil para ajudannya ke ruangannya.

Dimomen rekonstruksi itu, Ferdy Sambo diduga sedang melakukan perencanaan pembunuhan dengan Putri Candrawathi.

Melalui pengacaranya, Erman UmarBripka RR bercerita bahwa adegan Putri Candrawathi memeluk Ferdy Sambo hanya akting belaka.

Sebab Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo harus menjalani semua adegan rekonstruksi berdasarkan keterangan mereka berdua di BAP.

Dan ditanggal 8 Juli 2022 itu memang ada momen dimana Putri Candrawathi memeluk sang suami.

Adapun timing momen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi berpelukan itu sebenarnya dilakukan usai Brigadir J meregang nyawa.

Terkait dengan adegan Ferdy Sambo memegang HT guna memanggil ajudannya, Bripka RR mengakui bahwa momen itu terjadi usai Brigadir J tewas.

Hal tersebut dilakukan Ferdy Sambo untuk berbicara ke para ajudannya bahwa ia menjanjikan uang total Rp 2 miliar kepada mereka.

Lebih lanjut, Erman Umar mengurai penjelasan perihal adegan Ferdy Sambo hendak memberikan uang ke ajudannya.

Ternyata kala itu, Ferdy Sambo membantah pernyataan Bripka RR.

"Ricky dibilangin sama ibu (Putri Candrawathi) atau Pak Sambo, si Richard (dijanjikan uang) Rp 1 miliar karena dia nembak, si Ricky Rp 500 juta, si Kuat Rp 500 juta," ujar Erman dilansir dari YouTube Narasi Najwa Shihab.

Kepada pengacaranya, Bripka RR menyebut kala itu ia tidak menjawab apapun saat Ferdy Sambo menawarkan sejumlah uang.

"Di BAP dia (Bripka RR) bilang bahwa dia tidak menghendaki walau ditawarkan uang itu. Cuma dia dalam kondisi tak berdaya menjawab (tawaran Ferdy Sambo)," imbuh Erman Umar.

Selain itu, Bripka RR juga mengaku sempat bersitegang dengan Ferdy Sambo saat rekonstruksi.

Ternyata ada pengakuan Bripka RR yang dibantah tegas oleh Ferdy Sambo.

Pengakuan itu adalah perihak Bripka RR yang sempat ditawari untuk menembak Brigadir J.

Diakui Bripka RR, ia langsung menolak permintaan Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J karena takut.

Tak mengakui pernyataan Bripka RRFerdy Sambo justru melayangkan pengakuan berbeda didepan penyidik.

Menurut Ferdy Sambo, ia tidak menawarkan Bripka RR untuk menembak Brigadir J.

"Pada saat rekonstruksi, (Ferdy Sambo bantah dan bilang) 'oh kamu tidak dengar ? saya kan ngomong minta back up'," ungkap Erman Umar.

2 Tersangka Pergoki Om Kuat

Peristiwa di Magelang sebelum kematian Brigadir J masih menyimpan banyak misteri.

Banyak pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi saat ajudan Ferdy Sambo ini hendak menemui ajalnya.

Namun, beberapa fakta tentang kebenaran yang terjadi di Magelang mulai terungkap.

Salah satunya adalah ketika dua tersangka dalam kasus Brigadir J yakni Bharada E dan Bripka RR mendapati Kuat Ma'ruf alias Om Kuat dan Putri Candrawathi di kamar.

Bahkan, keduanya membeberkan mengenai gelagat sopir keluarga Putri Candrawathi itu saat dipergoki di kamar.

Fakta tentang Om Kuat dan Putri Candrawathi ini diprediksi akan membuat hukuman sang sopir kian berat.

Diketahui, Bripka RR sebelumnya berkeras memberikan kesaksian sesuai skenario yang dibuat tersangka Ferdy Sambo.

Namun belakangan, ia justru berbalik dan mendukung penuturan Bharada E yang sudah lebih dulu mengungkap fakta pembunuhan.

Pengacara Bripka RRErman Umar pun menuturkan adanya kesaksian yang bersinggungan antara Bripka RR dan Bharada E.

Kejadian itu mereka lihat saat keduanya pulang dari sekolah anak Putri Candrawathi.

"Ada sedikit kejadian yang dialami yang dilihat oleh Ricky dan Richard setelah diminta pulang oleh Ibu Putri Candrawathi," ujar Erman dikutip dari Channel YouTube Beda Enggak.

Erman menyebut, kliennya melihat Om Kuat tegang dan panik saat di lantai dua.

Namun, tak dijelaskan secara terang permasalahan yang membuat pria tersebut khawatir.

Om Kuat hanya mengatakan bahwa ia melihat Brigadir J naik turun tangga yang membuatnya curiga.

Sementara Susi, asisten rumah tangga (ART) Putri Candrawathi, disebutnya menangis.

Disisi lain, disebutkan pula bahwa Om Kuat sempat mengambil pisau dan menggunakannya untuk mengancam Brigadir J.

"Om Kuat sempat ngambil pisau menghalangi Yosua mau naik ke atas, ke tempat Ibu Putri Candrawathi," ungkap Erman.

Sebagai informasi, pada awal kasus pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, semua orang percaya jika tak ada aksi saling tembak seperti yang dikatakan oleh polisi.

Benar saja, aksi saling tembak antara Brigadir J dan Bharada E ini ternyata hanyalah skenario cantik dari atasan Brigadir J yakni Ferdy Sambo.

Skenario yang diatur oleh Ferdy Sambo sebegitu ciamik akhirnya buyar setelah Bharada E memilih menarik berkas BAP pertamanya.

Saat itu, Bharada E dalam BAPnya mengatakan jika dia dan Brigadir J terlibat saling tembak.

Namun nyatanya, Bharada E ternyata adalah orang pertama yang melakukan eksekusi terhadap Brigadir J.

Eksekusi Brigadir J dilakukan atas perintah sang atasan yakni Ferdy Sambo.

Dalam keterangan keduanya, Bharada E juga menyebutkan jika Ferdy Sambo ikut menenbak Brigadir J.

Usai nyanyian Bharada E, satu persatu kebenaran tentang kasus pembunuhan Brigadir J mulai terungkap.

Bahkan, Irjen Pol Ferdy Sambo langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri.

Ferdy Sambo tak sendirian, ada juga Bharada E, Bripka RR, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi yang resmi menyandang status tersangka.

Kelima tersangka ini diketahui ikut terlibat dalam eksekusi Brigadir J.

Usut punya usut, pembunuhan Brigadir J ternyata berasal dari peristiwa di Magelang.

Selain Bharada E, ada satu lagi ajudan Ferdy Sambo yang mulai bernyanyi dengan merdu.

Sosok ajudan tersebut adalah Bripka RR.

Belum lama ini, Bripka RR membuka fakta yang tak kalah heboh.

Ia membenarkan jika Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J pada saat malam mengerikan di Jakarta Selatan.

Nyanyian Bripka RR ini terjadi setelah dirinya dikunjungi oleh istri dan anaknya.

Setelah menemui istri dan anaknya, Bripka RR langsung berubah pikiran.

Dia bahkan membenarkan semua pernyataan yang diungkapkan oleh Bharada E tentang peran Ferdy Sambo.

Dengan begitu, hancur sudah skenario cantik yang disusun oleh Ferdy Sambo selama ini.

Bripka RR dan Bharada E menjadi dua momok yang menghancurkan skenario Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Sebelumnya diketahui, kasus pembunuhan Brigadir J masih didalami oleh Polri.

Kasus yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ini sudah menumbangkan beberapa jenderal dan perwira polisi menengah.

Sampai hari sudah ada lima tersangka yang ditetapkan dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Berbagai nyanyian dan fakta terbaru tentang kematian ajudan Ferdy Sambo inipun mulai terungkap ke publik.

Salah satu fakta mulai diungkapkan oleh tersangka Bripka RR.

Dikutip dari channel Youtube Beda Enggak, ada 10 point pengakuan Bripka RR yang bikin heboh.

Dalam pengakuannya, Bripka RR juga membantah tentang aksi tembak menembak di rumah Ferdy Sambo.

Pengacara Bripka RR yakni Erman Umar jika Bripka RR merubah keterangannya setelah bertemu keluarganya.

Bahkan kedatangan istri dan anak dari Bripka RR juga membawa pesan dari orang tuanya.

Mereka meminta agar mantan ajudan Ferdy Sambo itu membuka secara terang kronologi kejadian sebenarnya.

Menurut Erman, Bripka RR awalnya bersikeras mengikuti arahan Ferdy Sambo soal peristiwa tembak-menembak.

Namun, karena dukungan berbagai pihak, ia pun bersedia jujur dan memberikan kesaksian baru terkait kronologi pembunuhan rekannya.

Berikut 10 kesaksian dari Bripka RR tentang kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo :

1.Bharada E ditelepon Putri agar pulang ke rumah Magelang.

2. Bripka RR tak tahu soal peristiwa dugaan pelecehan seksual.

3. Kuat menceritakan pada Bripka RR soal kejadian yang diklaim sebagai pelecehan seksual.

4. Kuat sempat mengancam Brigadir J dengan pisau

5. Putri sempat menanyakan Brigadir J dan meminta dipanggilkan ke kamar.

6. Brigadir J dan Putri sempat bicara 4 mata kurang lebih selama 15 menit di Magelang.

7. Brigadir J enggan menceritakan masalahnya pada Bripka RR.

8. Bripka RR menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

9. Ferdy Sambo menanyakan peristiwa di Magelang.

10. Ferdy Sambo perintahkan Brigadir J jongkok di depannya sebelum eksekusi. ****

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel