Allahu Akbar. Kisah Sang Pembela Rasulullah SAW Yang Jenazahnya Diiringi Dan Disolati Jutaan Manusia.
Foto-foto di jejaring sosial memperlihatan berbagai kalangan mengikuti prosesi shalat yang dilakukan hari Selasa (01/03/2016) di Liaquat Bagh, Rawalpindi.
Malik Mumt4z Hussein Qadrai Dibanjiri shalatBagaimanapun, bagi sebagian warga Pak1stan, sikap Malik Mumt4z Hussain Qadri dianggap sebagai kepahlaw4nan[twitter]
Soal eksekusi Qadri sangat dirahasiakan. Pasukan keamanan disiagakan di kota-kota besar di seluruh negeri saat menjelang dan pasca eksekusi.
Namun beberapa sumber menyebut, Malik Mumtaz Hussain Qadri dig4ntung di Penj4ra Adiala, Rawalpindi hari Senin pagi.
“Saya dapat mengkonfirmasikan Qadri dig4ntung di Penj4ra Adialia Senin pagi,” kata pejabat polisi Sajjid Gondal kepada AFP.
Meski penjagaan terhadap prosesi ini sangat ketat dilakukan aparat, namun masyarakat menghormati Hussain Qadri bak pahlawan. Beberapa pria memegang gambar Mumtaz Qadri saat hadir pemakamannya di Liaqat Bagh di Rawalpindi.
Sementara puluhan ribu pendukungnya bersorak dan melemparkan bunga di peti mat1 saat dibawa ke pemak4man. Beberapa ulama setempat; Mufti Muneeb-ur-Rehman, Siraj-ul-Haq dan Hamid Saeed Kazmi hadir ikut dalam prosesi pemak4mannya.
Seperti diketahui, Malik Mumtaz Hussain Qadri dihukum m4ti setelah membvnvh Salman Taseer, Gubernur Punjab yang dinilai membela (melindungi) Asia Bib1 (seorang perempuan Krist3n) yang melakukan pengh1na4n terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Dalam hukum Pakistan, kasus Asia Bib1 seharusnya dikategorikan telah melakukan “Blasph3my Law” dan yang bersangkutan harus dihvkum.
Namun dalam sebuah pidato, Salman Taseer, yang dikenal sebagai politisi berpaham liberal, memiliki pandangan lain, bahwa Blasphemy Law di Pakistan perlu dimandemen agar dinilai toleran dan berpihak pada minoritas (dalam kasus Asia Bibi).
Baca: Dinilai “Hujat” Islam, Wanita Kristen Dijatuhi Hukuman Mati
Pernyataan Salman Taseer ini membuat kalangan Muslim Pakistan marah dan diangap sebagai melegalkan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
Kasus ini rupanya menggugah Malik Mumtaz Hussain Qadri ini terpanggil untuk menghab1si ny4wa Salman Taseer yang dinilai telah membuka jalan bagi orang dengan seenaknya mengh1na Nabi Muhammad.
Rencana Mumtaz Hussain Qadri kesampaikan setelah ia mendapat kesempatan menjadi pengawal pribadi Gubernur Salman Taseer.
Malik Mumtaz Hussein Qadri Dishalati
“Mumtaz Qadri adalah pahlawan Islam. Ia mengirim ke ner4ka orang yang tidak menunjukkan rasa hormat Nabi kita yang dimuliakan,” ujar Tahir Iqbal Chistie [foto: twitter]
Akhirnya, Salman Taseer ditembak Hussain Qadri di siang bolong di tengah pusat perbelanjaan di Islamabad tahun 2011. Taseer dibvnvh sebanyak 25 temb4kan pelvru.
Bagaimanapun, bagi sebagian warga Pakistan, sikap Malik Mumtaz Hussain Qadri dianggap sebagai kepahlawananan dan kemat1annya dianggap sebagai syahid.
“Mumtaz Qadri adalah pahlawan Islam. Ia mengirim ke ner4ka orang yang tidak menunjukkan rasa hormat Nabi kita yang dimuliakan,” ujar Tahir Iqbal Chistie dari gerakan Svnni Tehr3ek dalam salah satu prot3s hari Senin, saat mendengar kemat1an Qadri sebagaimana dikutip Reuters.
Malik Mumtaz Hussain Qadri3
Sebelum dieksekusi, Malik Mumtaz Hussain Qadri, mengakui dan tak menyes4li perbuatannya. Menurut Qadri, Taseer adalah pengh1na agama karena mencoba menentang UU Penod4an Agama.
“Salman Taseer adalah pen0da agama dan ini adalah hukuman untuk seorang pen0da agama,” kata Qadri pada televisi Dunya.
Yang menarik, berita koran setempat dan koran asing mengecilkan jumlah orang yang mengukuti prosesi pemakaman. Banyak dari mereka hanya menyebut angka puluhan atau ratusan ribu.
“Menurut berita koran tidak pasti jumlah manusai yang mengawal proses pemak4mannya, yang jelas banyak, tapi tidak mencapai 6 juta,” ujar Muladi Mughni, seorang mahasiswa asal Indonesia di Pakistan menanggapi berita yang berseliweran di WhatsApps.
Muladi sendiri mengakui ikut melihat langsung banyaknya orang saat ke pemakaman Hussain Qadri.
“Saya juga sempat menyaksikan langung kerumunan manusia yang mengantar jenaz4hnya, “ ujarnya.
Selain itu, foto-foto ilustrasi jutaan orang tak dijadikan foto utama media Pakistan dan media asing.*
Rep: Panji Islam
Editor: Cholis Akbar
sumber:hidayatullah.com