Legislator soal Sopir Truk Maut Balikpapan: Harusnya Dia Banting Setir Kiri!
Detik-detik video kecelakaan maut di Simpang Rapak, Balikpapan, menunjukkan sopir truk tronton Balikpapan tersebut tidak membanting setir ke kiri meski rem blong. Anggota Komisi Hukum DPR RI, Habiburokhman, meminta polisi mendalami alasan sopir truk tidak banting setir ke kiri.
"Harusnya dia banting setir ke kiri. Itu termasuk yang perlu didalami dalam penyidikan," kata Habiburokhman kepada wartawan, Jumat (21/1/2022).
Habiburokhman mengaku ngeri ketika melihat video kecelakaan maut Balikpapan. Si sopir truk tronton Balikpapan, katanya, seperti nihil skill mengemudi.
"Si sopir lalai sekali dan seperti tidak punya keahlian mengemudi. Kenapa orang seperti itu kok bisa jadi pengemudi truk tronton. Bagaimana dahulu proses dia direkrut, ada tes khusus atau tidak," katanya.
Meski demikian, Habiburokhman menilai bukan hanya sopir truk maut Balikpapan yang diselidiki. Perusahaan si sopir, katanya, juga harus bertanggung jawab kepada para korban.
"Selain si sopir yang perlu dihukum, perusahaan juga harus bertanggung jawab kepada para korban dan keluarganya. Jadi ini lengkap masalahnya, sopirnya nggak mahir, truknya bermasalah, perusahaannya lakukan pengecekan rutin atau tidak?" ujarnya.
Pendiri sekaligus pengajar senior di Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Sumana menilai, saat sopir dihadapkan dalam kondisi darurat, seharusnya ia memilih opsi yang bisa meminimalkan risiko. Apalagi keputusan itu diburu dengan waktu dalam hitungan detik.
Sony menambahkan sopir truk tronton Balikpapan itu dihadapkan pada opsi untuk menghindari kecelakaan yang lebih parah tetapi malah memilih lurus yang mengakibatkan korban jiwa berjatuhan. Hal ini erat kaitannya dengan kompetensi mengemudi.
"Lurus ketemu kendaraan kecil yang tidak fatal buat dia, tapi fatal untuk orang lain," kata Sony.
Sony mengatakan kompetensi pengemudi kendaraan besar perlu menjadi perhatian. Sebab, tanggung jawab tak hanya menyangkut barang bawaan, tetapi juga besar risikonya pada keselamatan orang lain. Menurut Sony, memiliki Surat Izin Mengemudi saja tidak cukup.
"Akal sehat mengalahkan tanggung jawab dia terhadap keselamatan orang lain. Ini karena tidak kompeten dan punya SIM belum tentu kompeten," tambah Sony.
Diketahui, truk tronton itu menabrak 20 kendaraan dengan rincian 14 sepeda motor dan 6 mobil. Kini, sopir truk tronton Balikpapan yang menjadi penyebab kecelakaan maut itu pun diamankan di Polresta Balikpapan dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Empat orang meninggal dunia dan 21 luka-luka.