INDONESIA Berduka, 63 Orang Tewas Diterjang Banjir dan Longsor di Flores Timur NTT, Ribuan Mengungsi Lindungilah mereka selalu ya ALLAH, Tabahkan lah hati mereka dalam menghadapi musibah yang sedang melanda, Aamiin
Hujan
deras disertai angin kencang menyebabkan rumah warga di Desa Nelelamadike,
Kecamatan Ileboleng, Flores Timur, NTT, diterjang banjir dan longsor.
Musibah
yang terjadi pada Minggu (4/4/2021) dini hari tersebut menyebabkan puluhan
warga tewas.
Hingga
saat ini proses evakuasi korban masih dilakukan oleh petugas.
Namun
demikian, upaya yang dilakukan itu belum maksimal karena terkendala dengan
tidak adanya alat berat.
Jumlah
korban tewas 63 orang
Wakil
Bupati Flores Timur Agustinus Boli mengatakan, jumlah korban tewas dalam
musibah itu terdata berjumlah 63 orang.
Dari
total korban tewas itu 23 jenazah di antaranya sudah berhasil dievakuasi.
"Yang
dievakuasi 23 orang dan masih ada yang masih tertimbun," ujar Agustinus
dikutip dari Kompas TV, Minggu.
Hingga
saat ini petugas gabungan, relawan, dan lainnya masih di lapangan untuk
melakukan upaya evakuasi tersebut.
"Bantuannya
sudah datang, personel TNI-Polri dan paguyuban lain, pramuka, tanaga semua di
sana," ujar Agustinus.
Terkendala
alat berat
Kepala
Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai mengatakan, upaya evakuasi untuk mencari
korbannya yang tertimbun longsor sulit dilakukan.
Pasalnya,
dipenuhi lumpur dan tidak ada alat berat di lokasi kejadian.
"Kami
hanya bisa mencari korban yang belum ditemukan di sekitar lokasi kejadian yang
kemungkinan terapung, tetapi tidak bisa melakukan penggalian secara manual
karena area dipenuhi lumpur," katanya.
Selain
alat berat, upaya evakuasi masih terkendala dengan cuaca. Sebab, hingga saat
ini masih terjadi hujan deras disertai angin kencang.
Ribuan
Warga Mengungsi
Dikutip
dari Pos-Kupang.com (Grup Tribun-Medan.com), Kondisi desa Waowala, Tanjung
Batu, Amakaka, dan Lamawara di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata sangat
memprihatinkan pasca banjir dari arah Gunung Ile Lewotolok, Minggu (4/3/2021)
dini hari.
Ribuan
warga telah mengungsi. Proses evakuasi korban meninggal masih terus dilakukan.
Kepala desa Amakaka, Thomas Tiro memperkirakan masih ada puluhan warga Amakaka
yang hilang dan kemungkinan tertimbun material banjir dari gunung.
Proses
evakuasi sulit dilakukan karena batu-batu besar, gelondongan kayu dan lumpur
tebal menghancurkan pemukiman rumah warga. Tiang listrik dan kabel-kabel
listrik juga tampak rusak berserakan di jalan.
Akses
jalan ke wilayah Ile Ape juga putus total. Jalan putus tersebut berada di desa
Waowala, Tanjung Batu, Amakaka dan Lamawara.
Pantauan
Pos Kupang, selain rumah warga yang hanyut dihantam banjir, gedung SDK
Lewotolok dan Kantor UPTD Dinas PKO Kecamatan Ile Ape juga hancur total disapu
banjir semalam.
Nikodemus
Lei, warga desa Tanjung Batu menuturkan bencana alam tersebut membuat warga di
wilayahnya langsung mengungsi secara mandiri ke kebun dan rumah keluarga di
desa tetangga.
Menurutnya,
ada warga juga yang ditemukan tersangkut di kompleks masjid yang berada di tepi
pantai.
Warga
desa Amakaka, Basir Langoday, menjelaskan air bah mulai menyeret pemukiman
warga sekitar jam 3 dini hari. Pada pagi harinya, kondisi desa sudah
memprihatinkan.
"Mereka
teriak minta tolong, kita evakuasi, bapatua masih sempat minta tolong. Dia
tidak bertahan. Dengan tenaga seadanya kami tidak bisa evakuasi. Tertimbun batu
besar jadi butuh alat berat," kata Basir, yang juga salah satu pemuda yang
berjuang menyelamatkan seorang warga yang tertimbun material banjir.
Bupati
Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan bahwa Pemkab Lembata bersama aparat TNI
dan Polres Lembata memprioritaskan pencarian korban meninggal, mengevakuasi
korban luka-luka dan warga yang selamat.
Bersamaan
dengan itu, pemerintah juga masih berupaya membuka akses jalan agar proses
evakuasi ke desa-desa terdampak bisa lancar. Proses pendataan korban meninggal
masih dilakukan. Namun saat turun ke lokasi dirinya sudah melihat langsung
sekitar delapan korban meninggal dunia.
"Warga
yang selamat ada yang mengungsi secara mandiri, ada tim yang melakukan
pendataan dan pencatatan, sehingga diharapkan warga yang menampung bisa segera
menyampaikan ke pemerintah daerah," tandas Bupati Sunur didampingi
Kapolres Lembata AKBP Yoce Marthen saat melihat langsung di lokasi bencana.
(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)
